Kamis, 08 November 2012

SAP ARTRITIS RHEUMATOID


SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
AKPER PEMDA KOLAKA
KELOMPOK II-DI RUANG INTERNA
I.     PENGANTAR
Pokok Bahasan    : ARTRITIS RHEUMATOID
Sasaran                 : Pasien dan Keluarga Pasien
Hari / tanggal       : Jumat, 10 Agustus 2012
Waktu                   : 20 menit
Tempat                 : Ruang Interna BLUD RS.BENYAMIN GULUH

II.  TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan pasien dan keluarga pasien dapat memahami tentang penyakit Artritis Rheumatoid

III. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
a.    Keluarga dapat menyebutkan definisi, tanda dan gejala, komplikasi, penatalaksanaan serta cara pencegahan penyakit Artritis Rheumatoid.
b.    Keluarga dapat berperan dalam melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang menderita Artritis Rheumatoid.

IV. MATERI PENGAJARAN
a.       Pengertian Artritis Rheumatoid
b.      Penyebab terjadinya Artritis Rheumatoid
c.       Tanda dan gejala Artritis Rheumatoid
d.      Komplikasi Artritis Rheumatoid
e.       Penatalaksanaan Artritis Rheumatoid
f.       Cara pencegahan Artritis Rheumatoid
V.  METODE
 Ceramah dan tanya jawab.
Penyuluhan dilakukan dengan media diskusi secara terbuka, yaitu dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga. Keluarga dapat mengajukan pertanyaan setelah penyampain materi selesai.

VI.  MATERI
Terlampir

VII. MEDIA
Leaflet dan lembar balik.

VIII. KEGIATAN PENYULUHAN
NO
KEGIATAN
WAKTU
EVALUASI
1.
Memberi salam, menyakan keadaan klien
1,5’
Klien menjawab salam, mempersilahkan masuk dan menyetujui kontrak waktu
2.
Menjelaskan maksud kedatangan dan membuat kontrak waktu
1,5’
Klien mendengarkan dengan seksama dan menyetujui kontrak waktu yang ditetapkan bersama
3.
Melakukan pendidikan kesehatan tentang Artritis Rheumatoid
10’
Klien memperhatikan dengan seksama.
4.
Menanyakan kepada klien tentang kejelasan materi yang disampaikan.
Mempersilahkan pasien/ keluarga pasien mengajukan pertanyaan
5’
Menanggapi dengan melakukan pertanyaan

Menjawab pertanyaan dari pasien atau keluarga.
5.
Mengakhiri kontrak waktu dan berpamitan kepada pasien dan keluarganya
2
Klien dan keluarga mempersilahkan dengan baik

IX.  PENGORGANISASIAN

Moderator    : Hariyanti
Penyaji         : Made Rastiniari
Narasumber : Tria Merdekawati Kasbi, Ika Mentari Badrun
Notulen         : Pitriani
Observer      : Made Yustriani
Fasilitator    : Fahrul Rajab, Aswanto

XI.  EVALUASI
1.    Evaluasi structural
1.    Satuan Acara Pengajaran sudah siap sesuai dengan masalah keperawatan
2.    Kontrak waktu sudah tepat dengan kelompok masyarakat
3.    Media sudah disiapkan yaitu Leaflet
2.    Evaluasi Proses
1.    Peserta yang hadir 6 orang
2.    Media dapat digunakan dengan baik
3.    Pendidikan kesehatan dapat dilaksanakan sesuai waktu.
4.    Partisipasi peserta yang hadir
5.    Peserta dapat mengikuti sampai selesai
3.    Evaluasi Hasil
1.    Evaluasi dilakukan secara langsung dengan tanya jawab.
2.    Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan klien dan keluarga dapat mengerti dan mengetahui :apa yang di maksud dengan penyakit  Artritis Rheumatoid, penyebab Artritis Rheumatoid, menyebutkan tanda dan gejala, komplikasi, Penatalaksanaan serta pencegahan Artritis Rheumatoid.

DEKORASI RUANGAN
Penataan kursi dan media penyampaian disesuaikan dengan kondisi ruangan pada ruanagn interna BLUD RS BENYAMIN GULUH. KAB. KOLAKA


1
 
2
 
3
 
4
 
peserta
 
Oval: 5
peserta
 
Isosceles Triangle: 6
 










Ket :
1.      Moderator         
2.      Notulen             
3.      Penyaji              
4.      Narasumber       
5.      Fasilitator          
6.      Observer           

XII. LAMPIRAN MATERI
Artritis Rheumatoid

A.  Definisi Artritis Rheumatoid
Rheumatoid artritis atau rheumatik ialah adalah Penyakit dengan gejala yang terdiri dari rasa nyeri dan kekakuan yang terutama mengenai otot gerak, leher, bahu danpanggul. Terutama mengenai usia pertengahan atau usia lanjut sekitar 50 tahun keatas. (Luckman and Sorensen’s, 2000). Artritis Reumatoid (AR) merupakan suatu penyakit yang tersebar luas serta melibatkan semua kelompok ras dan etnik di dunia. Penyakit ini merupakan suatu penyakit autoimun yang ditandai dengan terdapatnya sinovitis erosif simetrik yang walaupun terutama mengenai jaringan persendian, seringkali juga melibatkan organ tubuh lainnya Sebagian besar penderita menunjukkan gejala penyakit kronik yang hilang timbul, yang jika tidak diobati akan menyebabkan terjadinya kerusakan persendian dan deformitas sendi yang progresif yang menyebabkan disabilitas bahkan kematian dini. Walaupun faktor genetik, hormon sex, infeksi dan umur telah diketahui berpengaruh kuat dalam menentukan pola morbiditas penyakit ini.hingga etiologi AR yang sebenarnya tetap belum dapat diketahui dengan pasti

B.     Penyebab Artritis Rheumatoid
1.    Umur, jarang pada umur dibawah 40 tahun dan sering pada umur diatas 60 tahun.
2.    Jenis Kelamin, Secara keseluruhan dibawah 45 tahun frekuensi kurang lebih sama pada laki dan wanita tetapi diatas 50 tahun frekuensi lebih banyak pada wanita dari pada pria hal ini menunjukkan adanya peran hormon.
3.    Keturunan. Suku, prevalensi dan pola terkenanya lebih sering dijumpai pada orang – orang Amerika asli dari pada orang kulit putih.
4.    Kegemukan : Berat badan yang berlebihan nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko.
5.    Autoimun.
6.    Endokrin.
7.    Infeksi sterptococcus hemolitikus dan Streptococcus non-hemolitikus.

C.     Tanda dan Gejala Artritis Rheumatoid
1.    Nyeri pada sendi yang terkena
2.    Rasa kaku
3.    Hambatan pada pergerakan sendi
4.    Kaku pagi
5.    Pembesaran sendi
6.    Perubahan gaya berjalan
7.    Rasa tidak enak badan
8.    Anoreksia dan penurunan berat badan

D.      Patofisiologi Artritis Rheumatoid
Proses inflamasi di dalam persendian dapat terjadi dalam empat tahap:
1.    Sinovitis yang terjadi karena kongesti dan edema pada membran synovial serta kapsula sendi. Infiltrasi oleh limfosit, makrofa, dan neutrofil membuat respon inflamasi local tersebut berlanjut. Sel-sel ini, di samping sel-sel sinovial mirip-fibroblast, menghasilkan enzim yang membantu menguraikan tulang dan kartilago.
2.    Pannus-penebalan lapisan jaringan granulasi-menyelubungi serta menginvasi kartilago dan pada akhirnya, menghancurkan kapsula sendi serta tulang.
3.    Ankilosis fibrosa-invasi fibrosa pada pannus dan pembentukan peru- menyumbat rongga sendi;atrofi tulang dan ketidaksejajaran yang menyebabkan deformitas nyata dan disrupsi artikulasio tulang-tulang yang saling berhadapan sehingga terjadi atropi otot serta ketikseimbangan dan mungkin pula, dislokasi parsial (subluksasio).
4.    Kalsifikasi jaringan fibrosa yang mengakibatkan ankilosis tulang dan imobilitas total.
E.     Komplikasi Artritis Rheumatoid
1.    Kelainan bentuk tulang
2.     Kelumpuhan
3.    Rasa nyeri
4.    Deformitas sendi
F.   Penatalaksaanaan Artritis Rheumatoid
1.  Obat obatan
Sampai sekarang belum ada obat yang spesifik yang khas untuk rheumatic, oleh karena patogenesisnya yang belum jelas, obat yang diberikan bertujuan untuk  mengurangi  rasa  sakit,  meningkatkan  mobilitas  dan  mengurangi ketidakmampuan.  Obat-obatan  anti  inflamasion  steroid  bekerja  sebagai analgetik  dan  sekaligus  mengurangi  sinovitis,  meskipun  tidak  dapat memperbaiki atau menghentikan proses patologis rheumatic.

2.      Perlindungan sendi
Rheumatik mungkin timbul atau diperkuat karena mekanisme tubuh yang kurang baik. Perlu dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang sakit. Pemakaian tongkat, alat-alat listrik yang memperingan kerja sendi juga perlu diperhatikan. Beban pada lutut berlebihan karena kaki yang tertekuk.
3.    Diet
Diet untuk menurunkan berat badan pasien rheumatic yang gemuk harus menjadi program utama pengobatan rheumatic. Penurunan berat badan seringkali dapat mengurangi timbulnya keluhan dan peradangan.
4.    Dukungan psikososial
Dukungan psikososial diperlukan pasien rheumatik oleh karena sifatnya yang menahun dan ketidakmampuannya yang ditimbulkannya. Disatu pihak pasien ingin menyembunyikan ketidakmampuannya, dipihak lain dia ingin orang lain turut memikirkan penyakitnya. Pasien rheunatik sering kali keberatan untuk memakai alat-alat pembantu karena faktor-faktor psikologis.
5.    Fisioterapi
Fisioterapi berperan penting pada penatalaksanaan rheumatic, yang meliputi pemakaian panas dan dingin dan program latihan yang tepat. Pemakaian panas yang sedang diberikan sebelum latihan untuk mengurangi rasa nyeri dan kekakuan. Pada sendi yang masih aktif sebaiknya diberi dingin dan obat-obatan gosok jangan dipakai sebelum pemanasan.
6.    Operasi
Operasi perlu dipertimbangkan pada pasien rheumatic dengan kerusakan sendi yang nyata dengan nyeri yang menetap dan kelemahan fungsi. Tindakan yang dilakukan  adalah  osteomy  untuk  mengoreksi  ketidak lurusan  atau ketidaksesuaian,  debridement  sendi untuk  menghilangkan  fragmen  tulangrawan sendi, pembersihan osteofit.

G.    Pengobatan tradisional Artritis Rheumatoid
Ramuan tradisional untuk mengatasi rematik d an  car a pengolahannya :
1.    Ramuan I  (Jahe)
a.    Jahe 2 jari tangan, kayu manis 1 jari tangan, kencur 10 biji, cengkeh 10 biji,  air 3 gelas Jahe dan kencur dicuci bersih lalu dikupas dan diiris tipis.
b.    Cengkeh dan kayu manis dicuci bersih. Kemudian campurkan dengan jahe dan kencur yang telah diiris halus serta air sebanyak 3 gelas.
c.    Kemudian semua bahan yang telah dicampurkan direbus. Air rebusan sisakan sampai menjadi satu gelas.
d.   Air rebusan tersebut dapat diminum 3 kali sehari sebanyak satu gelas.Air rebusan tersebut dapat juga ditambahkan madu atau gula batuagar tidak terlalu pahit.

2.    Ramuan II  (Buah Mahkota Dewa)
a.    Sebanyak 2 buah mahkota dewa diiris tipis tetapi tidak mengenai bijinya, kemudian dijemur sampai dengan kering.
b.    Setelah kering, diambil sebanyak ukuran 1 buah utuh untuk direbus dengan air sebanyak 3 gelas sampai didapat hasilnya sebanyak 1 gelas.
c.    Selanjutnya hasil yang satu gelas diminum 3 kali dalam sehari.
d.   Bisa digunakan sebagai pengganti bubuk teh karena baunya wangi

3.    Ramuan III  (Daun Singkong)
Sebanyak 5 lembar daun singkong, 15 gram jahe dan kapur sirihsecukupnya, dihaluskan dan ditambahkan air secukupnya. Setelah diaduk, ramuan tersebut dioleskan pada bagian tubuh yang sakit.

4.    Ramuan IV  (Daun Belimbing Wuluh)
Sebanyak 100  gram daun muda belimbing wuluh, 10 biji cengkeh, dan 15 biji merica dicuci lalu digiling halus, tambahkan cukasecukupnya sampai menjadi adonan seperti bubur. Oleskan adonan bubur tersebut tadi ke daerah yang sakit.

H.   Pencegahan artritis Rheumatoid
1. Mengurangi konsumsi garam
2. Menghindari kegemukan
3. Membatasi konsumsi lemak
4. Olah raga teratur 
5. Makan banyak buah dan sayuran segar
6. Tidak boleh merokok dan minum alkohol
7. Latihan relaksasi
8. Berusaha dan membina hidup yang positif
9. Istirahat yang cukup
XIV. DAFTAR PUSTAKA
1.    Kalim, Handono. (1996). Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
2.    Kowalak , jennifer P. 2011. Buku ajar patofisiologi . Jakarta : EGC .
3.    Mansjoer, Arif. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculaapius FKUI
4.    Prince, Sylvia Anderson. (1999). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Ed. 4. Jakarta : EGC
4.      http://angga9060.blogspot.com/2012/06/satuan-acara-penyuluhan-mata-ajar.html. Diakses pada tanggal 6 Agustus 2012












EVALUASI HASIL PENYULUHAN

Pada hari/tgl                : Jumat, 10 Agustus 2012
Topik               : Artritis Rheumatoid
Waktu                         : 09.00 WITA
Tempat            : Ruang Interna BLUD RS.BENYAMIN GULUH
Strategi pelaksanaan
a.       Metode
1.      Metode pemberian materi yang digunakan
Metode ceramah
2.      Mengadakan diskusi/Tanya jawab.

b.      Criteria evaluasi
1.      Evaluasi strukturt
a)      Persiapan peralatan yang diperlukan dalam penyuluhan tersedia sesuai dengan prosedur.
b)      Para pemateri dan peserta penyuluhan hadir ditempat sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
c)      Peserta penyuluhan membaca leaflet yang telah dibagikan.
2.      Evaluasi proses
a)      Peserta penyuluhan antusias dalam mendengarkan penyuluhan yang telah disampaikan.
b)      Peserta penyuluhan memperhatikan secara saksama materi penyuluhan yang telah disampaikan oleh penyaji dari mahasiswa Akper PEMDA Kolaka.
c)      Acara penyuluhan berjalan dengan lancar keluarga pasien/peserta penyuluhan aktif dalam mengajukan pertanyaan.
d)     Peserta penyuluhan memahami atas jawaban dari pertanyaan yang telah diajukan para peserta penyuluhan.
e)      Acara penyuluhan berjalan dengan lancar dan tertib.






DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN
NO
NAMA
TANDA TANGAN
1


2


3


4


5


6


7


8


9





1 komentar:

  1. hi kak bolehkah saya melihat lembar balik rheumatoid artritis

    BalasHapus