SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
AKPER PEMDA KOLAKA
KELOMPOK II-DI
RUANG INTERNA

I.
PENGANTAR
Pokok Bahasan : ARTRITIS
RHEUMATOID
Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien
Hari / tanggal
: Jumat,
10
Agustus 2012
Waktu
: 20
menit
Tempat
: Ruang Interna
BLUD RS.BENYAMIN GULUH
II. TUJUAN INSTRUKSIONAL
UMUM
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit
diharapkan pasien dan keluarga pasien dapat memahami tentang penyakit Artritis
Rheumatoid
III. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
a.
Keluarga dapat
menyebutkan definisi, tanda dan gejala, komplikasi,
penatalaksanaan serta cara pencegahan
penyakit Artritis Rheumatoid.
b.
Keluarga dapat berperan
dalam melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang menderita Artritis
Rheumatoid.
IV. MATERI PENGAJARAN
a.
Pengertian Artritis Rheumatoid
b.
Penyebab terjadinya Artritis
Rheumatoid
c.
Tanda dan gejala Artritis
Rheumatoid
d.
Komplikasi Artritis
Rheumatoid
e.
Penatalaksanaan Artritis Rheumatoid
f.
Cara pencegahan Artritis
Rheumatoid
V. METODE
Ceramah dan tanya jawab.
Penyuluhan dilakukan
dengan media diskusi secara terbuka, yaitu dengan memberikan pendidikan
kesehatan kepada keluarga. Keluarga dapat mengajukan pertanyaan setelah
penyampain materi selesai.
VI. MATERI
Terlampir
VII. MEDIA
Leaflet dan lembar balik.
VIII. KEGIATAN PENYULUHAN
NO
|
KEGIATAN
|
WAKTU
|
EVALUASI
|
1.
|
Memberi salam, menyakan keadaan klien
|
1,5’
|
Klien menjawab salam, mempersilahkan masuk
dan menyetujui kontrak waktu
|
2.
|
Menjelaskan maksud kedatangan dan membuat
kontrak waktu
|
1,5’
|
Klien mendengarkan dengan seksama dan
menyetujui kontrak waktu yang ditetapkan bersama
|
3.
|
Melakukan pendidikan kesehatan tentang Artritis Rheumatoid
|
10’
|
Klien memperhatikan dengan seksama.
|
4.
|
Menanyakan kepada klien tentang kejelasan
materi yang disampaikan.
Mempersilahkan pasien/ keluarga pasien
mengajukan pertanyaan
|
5’
|
Menanggapi dengan melakukan pertanyaan
Menjawab pertanyaan dari pasien atau
keluarga.
|
5.
|
Mengakhiri kontrak waktu dan berpamitan
kepada pasien dan keluarganya
|
2’
|
Klien dan keluarga mempersilahkan dengan
baik
|
IX. PENGORGANISASIAN
Moderator : Hariyanti
Penyaji : Made Rastiniari
Narasumber : Tria Merdekawati Kasbi, Ika Mentari Badrun
Notulen :
Pitriani
Observer : Made Yustriani
Fasilitator :
Fahrul Rajab, Aswanto
XI. EVALUASI
1.
Evaluasi structural
1.
Satuan Acara Pengajaran sudah siap sesuai
dengan masalah keperawatan
2.
Kontrak waktu sudah tepat
dengan kelompok masyarakat
3.
Media sudah disiapkan
yaitu Leaflet
2.
Evaluasi Proses
1.
Peserta yang hadir
6 orang
2.
Media dapat digunakan
dengan baik
3.
Pendidikan kesehatan
dapat dilaksanakan sesuai waktu.
4.
Partisipasi peserta yang
hadir
5.
Peserta dapat mengikuti
sampai selesai
3.
Evaluasi Hasil
1.
Evaluasi dilakukan
secara langsung dengan tanya jawab.
2. Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan klien dan keluarga dapat mengerti
dan mengetahui :apa yang di maksud dengan penyakit Artritis
Rheumatoid, penyebab Artritis
Rheumatoid, menyebutkan tanda dan gejala, komplikasi,
Penatalaksanaan serta pencegahan Artritis
Rheumatoid.
DEKORASI RUANGAN
Penataan kursi dan
media penyampaian disesuaikan dengan kondisi ruangan pada ruanagn interna BLUD
RS BENYAMIN GULUH. KAB. KOLAKA
|
|
|
|
||||||||||||||||||
|
![]() |
|
|||||||||||||||||||
![]() |
![]() |
![]() |
|||||||||||||||||||
![]() |
Ket
:
1.
Moderator
2.
Notulen
3.
Penyaji
4.
Narasumber
5.
Fasilitator
6.
Observer
XII. LAMPIRAN MATERI
Artritis Rheumatoid
A. Definisi Artritis Rheumatoid
Rheumatoid artritis atau rheumatik ialah adalah Penyakit dengan
gejala yang terdiri dari rasa nyeri dan
kekakuan yang terutama mengenai otot gerak, leher, bahu danpanggul. Terutama mengenai
usia pertengahan atau usia lanjut sekitar 50 tahun keatas. (Luckman and
Sorensen’s, 2000). Artritis Reumatoid (AR)
merupakan suatu penyakit yang tersebar luas serta melibatkan semua kelompok ras
dan etnik di dunia. Penyakit ini merupakan suatu penyakit autoimun yang
ditandai dengan terdapatnya sinovitis erosif simetrik yang walaupun terutama
mengenai jaringan persendian, seringkali juga melibatkan organ tubuh lainnya
Sebagian besar penderita menunjukkan gejala penyakit kronik yang hilang timbul,
yang jika tidak diobati akan menyebabkan terjadinya kerusakan persendian dan
deformitas sendi yang progresif yang menyebabkan disabilitas bahkan kematian
dini. Walaupun faktor genetik, hormon sex, infeksi dan umur telah diketahui
berpengaruh kuat dalam menentukan pola morbiditas penyakit ini.hingga
etiologi AR yang sebenarnya tetap belum dapat diketahui dengan pasti
B. Penyebab Artritis
Rheumatoid
1. Umur, jarang pada umur dibawah 40 tahun dan sering
pada umur diatas 60 tahun.
2. Jenis Kelamin, Secara keseluruhan dibawah 45 tahun
frekuensi kurang lebih sama pada laki dan wanita tetapi diatas 50 tahun
frekuensi lebih banyak pada wanita dari pada pria hal ini menunjukkan adanya
peran hormon.
3. Keturunan. Suku, prevalensi dan pola terkenanya lebih
sering dijumpai pada orang – orang Amerika asli dari pada orang kulit putih.
4. Kegemukan : Berat badan yang berlebihan nyata
berkaitan dengan meningkatnya resiko.
5. Autoimun.
6. Endokrin.
7. Infeksi sterptococcus hemolitikus dan Streptococcus
non-hemolitikus.
C.
Tanda dan Gejala Artritis
Rheumatoid
1. Nyeri pada sendi yang terkena
2. Rasa kaku
3. Hambatan pada pergerakan sendi
4. Kaku pagi
5. Pembesaran sendi
6. Perubahan gaya berjalan
7.
Rasa
tidak enak badan
8.
Anoreksia
dan penurunan berat badan
D.
Patofisiologi Artritis Rheumatoid
Proses inflamasi di dalam persendian
dapat terjadi dalam empat tahap:
1.
Sinovitis
yang terjadi karena kongesti dan edema pada membran synovial serta kapsula
sendi. Infiltrasi oleh limfosit, makrofa, dan neutrofil membuat respon
inflamasi local tersebut berlanjut. Sel-sel ini, di samping sel-sel sinovial
mirip-fibroblast, menghasilkan enzim yang membantu menguraikan tulang dan
kartilago.
2.
Pannus-penebalan
lapisan jaringan granulasi-menyelubungi serta menginvasi kartilago dan pada
akhirnya, menghancurkan kapsula sendi serta tulang.
3.
Ankilosis
fibrosa-invasi fibrosa pada pannus dan pembentukan peru- menyumbat rongga
sendi;atrofi tulang dan ketidaksejajaran yang menyebabkan deformitas nyata dan
disrupsi artikulasio tulang-tulang yang saling berhadapan sehingga terjadi
atropi otot serta ketikseimbangan dan mungkin pula, dislokasi parsial
(subluksasio).
4.
Kalsifikasi
jaringan fibrosa yang mengakibatkan ankilosis tulang dan imobilitas total.
E.
Komplikasi Artritis
Rheumatoid
1. Kelainan bentuk tulang
2. Kelumpuhan
3.
Rasa
nyeri
4.
Deformitas
sendi
F. Penatalaksaanaan Artritis Rheumatoid
1.
Obat obatan
Sampai sekarang belum ada obat
yang spesifik yang khas untuk rheumatic, oleh karena patogenesisnya yang belum
jelas, obat yang diberikan bertujuan untuk
mengurangi rasa sakit,
meningkatkan mobilitas dan
mengurangi ketidakmampuan.
Obat-obatan anti inflamasion
steroid bekerja sebagai analgetik dan
sekaligus mengurangi sinovitis,
meskipun tidak dapat memperbaiki atau menghentikan proses
patologis rheumatic.
2. Perlindungan sendi
Rheumatik mungkin timbul atau
diperkuat karena mekanisme tubuh yang kurang baik. Perlu dihindari aktivitas
yang berlebihan pada sendi yang sakit. Pemakaian tongkat, alat-alat listrik
yang memperingan kerja sendi juga perlu diperhatikan. Beban pada lutut
berlebihan karena kaki yang tertekuk.
3. Diet
Diet untuk menurunkan berat badan
pasien rheumatic yang gemuk harus menjadi program utama pengobatan rheumatic.
Penurunan berat badan seringkali dapat mengurangi timbulnya keluhan dan
peradangan.
4. Dukungan psikososial
Dukungan psikososial diperlukan
pasien rheumatik oleh karena sifatnya yang menahun dan ketidakmampuannya yang
ditimbulkannya. Disatu pihak pasien ingin menyembunyikan ketidakmampuannya,
dipihak lain dia ingin orang lain turut memikirkan penyakitnya. Pasien
rheunatik sering kali keberatan untuk memakai alat-alat pembantu karena
faktor-faktor psikologis.
5. Fisioterapi
Fisioterapi
berperan penting pada penatalaksanaan rheumatic, yang meliputi pemakaian panas
dan dingin dan program latihan yang tepat. Pemakaian panas yang sedang diberikan
sebelum latihan untuk mengurangi rasa nyeri dan kekakuan. Pada sendi yang masih
aktif sebaiknya diberi dingin dan obat-obatan gosok jangan dipakai sebelum
pemanasan.
6. Operasi
Operasi perlu dipertimbangkan
pada pasien rheumatic dengan kerusakan sendi yang nyata dengan nyeri yang
menetap dan kelemahan fungsi. Tindakan yang dilakukan adalah
osteomy untuk mengoreksi
ketidak lurusan atau
ketidaksesuaian, debridement sendi untuk
menghilangkan fragmen tulangrawan sendi, pembersihan osteofit.
G.
Pengobatan tradisional Artritis Rheumatoid
Ramuan tradisional untuk
mengatasi rematik d an car a pengolahannya :
1. Ramuan I (Jahe)
a. Jahe 2 jari tangan, kayu manis 1 jari tangan, kencur
10 biji, cengkeh 10 biji, air 3 gelas Jahe dan kencur dicuci bersih lalu
dikupas dan diiris tipis.
b. Cengkeh dan kayu manis dicuci bersih. Kemudian
campurkan dengan jahe dan kencur yang telah diiris halus serta air
sebanyak 3 gelas.
c. Kemudian semua bahan yang telah dicampurkan direbus.
Air rebusan sisakan sampai menjadi satu gelas.
d. Air rebusan tersebut dapat diminum 3 kali sehari
sebanyak satu gelas.Air rebusan tersebut dapat juga ditambahkan madu atau gula
batuagar tidak terlalu pahit.
2. Ramuan II (Buah Mahkota Dewa)
a. Sebanyak 2 buah mahkota dewa diiris tipis tetapi tidak
mengenai bijinya, kemudian dijemur sampai dengan kering.
b. Setelah kering, diambil sebanyak ukuran 1 buah utuh
untuk direbus dengan air sebanyak
3 gelas sampai didapat hasilnya sebanyak 1 gelas.
c. Selanjutnya hasil yang satu gelas diminum 3 kali dalam
sehari.
d. Bisa digunakan sebagai pengganti bubuk teh karena
baunya wangi
3. Ramuan III (Daun Singkong)
Sebanyak 5 lembar daun singkong,
15 gram jahe dan kapur sirihsecukupnya, dihaluskan dan ditambahkan air
secukupnya. Setelah diaduk, ramuan tersebut dioleskan pada bagian tubuh yang
sakit.
4. Ramuan IV (Daun Belimbing Wuluh)
Sebanyak 100 gram daun muda belimbing wuluh, 10 biji
cengkeh, dan 15 biji merica dicuci lalu
digiling halus, tambahkan cukasecukupnya sampai menjadi adonan seperti bubur.
Oleskan adonan bubur tersebut tadi ke daerah yang sakit.
H. Pencegahan
artritis Rheumatoid
1. Mengurangi
konsumsi garam
2. Menghindari kegemukan
3. Membatasi konsumsi lemak
4. Olah raga teratur
5. Makan banyak buah dan sayuran segar
6. Tidak boleh merokok dan minum alkohol
7. Latihan relaksasi
8. Berusaha dan membina hidup yang positif
9. Istirahat yang cukup
XIV. DAFTAR PUSTAKA
1.
Kalim, Handono.
(1996). Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta
: Balai Penerbit FKUI
2.
Kowalak ,
jennifer P. 2011. Buku ajar patofisiologi
. Jakarta : EGC .
3.
Mansjoer, Arif.
(2000). Kapita Selekta Kedokteran.
Jakarta : Media Aesculaapius FKUI
4.
Prince, Sylvia
Anderson. (1999). Patofisiologi: Konsep
Klinis Proses-Proses Penyakit Ed. 4. Jakarta : EGC
4.
http://angga9060.blogspot.com/2012/06/satuan-acara-penyuluhan-mata-ajar.html. Diakses pada tanggal 6 Agustus 2012
5.
http://triohardinsaputradinata.blogspot.com/2011/08/satuan-acara-penyuluhan-rhematoid.html.
Diakses pada tanggal 6 Agustus 2012
EVALUASI HASIL PENYULUHAN
Pada hari/tgl : Jumat, 10 Agustus 2012
Topik : Artritis Rheumatoid
Waktu :
09.00
WITA
Tempat : Ruang
Interna
BLUD RS.BENYAMIN GULUH
Strategi
pelaksanaan
a.
Metode
1.
Metode
pemberian materi yang digunakan
Metode
ceramah
2.
Mengadakan
diskusi/Tanya jawab.
b.
Criteria
evaluasi
1.
Evaluasi
strukturt
a)
Persiapan
peralatan yang diperlukan dalam penyuluhan tersedia sesuai dengan prosedur.
b)
Para
pemateri dan peserta penyuluhan hadir ditempat sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan.
c)
Peserta
penyuluhan membaca leaflet yang telah dibagikan.
2.
Evaluasi
proses
a)
Peserta
penyuluhan antusias dalam mendengarkan penyuluhan yang telah disampaikan.
b)
Peserta
penyuluhan memperhatikan secara saksama materi penyuluhan yang telah
disampaikan oleh penyaji dari mahasiswa Akper PEMDA Kolaka.
c)
Acara
penyuluhan berjalan dengan lancar keluarga pasien/peserta penyuluhan aktif
dalam mengajukan pertanyaan.
d)
Peserta
penyuluhan memahami atas jawaban dari pertanyaan yang telah diajukan para
peserta penyuluhan.
e)
Acara
penyuluhan berjalan dengan lancar dan tertib.
DAFTAR HADIR
PESERTA PENYULUHAN
NO
|
NAMA
|
TANDA TANGAN
|
1
|
|
|
2
|
|
|
3
|
|
|
4
|
|
|
5
|
|
|
6
|
|
|
7
|
|
|
8
|
|
|
9
|
|
|
hi kak bolehkah saya melihat lembar balik rheumatoid artritis
BalasHapus